Tuesday 20 December 2016

Lulus

Masih ingat rasanya beberapa bulan lalu saya serasa terserang vertigo setiap melihat kombinasi angka dan istilah-istilah conditioning training di group chat LINE® SWB yang saya hapus itu. Benar, saya tidak mendramatisir — saya sangat siap untuk menyerah sebelum perang. Hingga akhirnya kemarin, 16 Desember 2016 menjadi salah satu pengalaman yang membanggakan bagi saya: bersama teman-teman saya berhasil menyelesaikan tantangan yang tidak akan pernah saya sangka telah melewatinya.

SNG
Some of the finishers, photo and digital imaging by the talented me (of course)

Saya tidak terlalu ingat kapan saya bergabung kembali dengan SWB — komunitas yang saya datangi 2 tahun yang lalu bersama Nina dan Arik.
Yang saya ingat, saya dalam keadaan tersesat dan ada mereka yang menyambut saya.
Setelah 2 tahun, Arik selalu menyampaikan ke kelas kalau saya akan bergabung ke kelas kembali.
"Bli Ésha mau gabung lagi" — kata Arik memberi pengumuman tanpa henti.
Tentu saja reaksi kelas biasa-biasa saja. Who the fuck is Ésha Satrya?

Sampai suatu sore saya memberanikan diri untuk bergabung (kembali).
Untuk pertama kalinya saya menghadapi ketakutan saya akan kombinasi kata dan gerakan itu.
Iya, saya shock, iya saya tersiksa, dan iya, saya tidak menyerah.
Perlahan, saya mulai terbiasa dengan kombinasi angka gerakan-gerakan itu.

6 bulan saya telah bergabung dengan SWB yang kini menjadi semeton kecil saya.
Untuk pertama kalinya saya kembali berinteraksi dengan Yusa, dan Dito setelah 2 tahun menghilang.
Begitu juga berusaha membedakan yang mana Omang dan yang mana Krisna.
Bertemu kembali dengan anak yang dulu ceking bernama Forki.
dan teman-teman baru lainnya yang selama ini hanya saya temui di grup chat.

Mari lewatkan bagian dramanya — lanjutkan ke Judgement Day.
Judgement Day adalah event tahunan komunitas yang murni hanya lucu-lucuan.
Lucu-lucuan: 150 burpees, 200 squats, 100 push-ups, 100 lunges, 100 dips, 150 leg rise, 50 FTK, 400 meter gorilla walk, 400 meter side monkey, 100 meter lizard walk, 100 meter crab back, 100 mountain climber, 15 pull-ups in a row, dan lari 2 keliling Lapangan Puputan. Now, that's funny.

Jam 5 sore semua dimulai — dimulai dengan movement yang saya benci: burpees.
Hujan turun bukan masalah bagi kami. Semua saling memberi semangat, kami berhasil melewati tantangan pertama (dan yang terberat) dengan lelah dan ceria. Oka-pun terkapar dengan ceria.
Begitu juga dengan movements-movements selanjutnya yang makin ke sini, makin berat.
Movement paling berat? Lizard walk. Yang biasanya kami bergerak di stage, kini medan diganti menjadi tanah becek.
The Preparation

Sudah beberapa kali hampir nyerah, ada Danny dan Nico yang menemani sampai finish.
Begitu juga dengan bar (yang terberat), ada Dewa, Arik, Bayu, dan teman-teman yang menyemangati.
Setelah menyelesaikan set terakhir, hujan turun, kami berkumpul di panggung.
Saya membara dan spontan meneriakkan "HIGH FREQUENCY!!!"
yang disambut dengan teriakan "HAU!! HAU!! HAU!! 👏🏽👏🏽 HOORAAH!!!"
Saya bangga.

Lulus
All finishers, contestants and the cheering squad.


Saya sadar bahwa menu ini tidak seberat Judgement Day di tahun-tahun sebelumnya.
Bangga rasanya bisa menghadapi ketakutan yang selama ini hanya saya pikirkan.
Setelah cukup lama tersesat, akhirnya saya menemukan sesuatu untuk berpegangan lagi.
Saya banyak belajar dari mereka baik secara komunitas (that MBM moment), ataupun secara personal.
Belajar untuk konsisten, belajar untuk menantang, dan belajar tentang perubahan diri yang positif.
Belajar untuk mengobati diri, memaafkan diri, dan menjadi percaya diri.
Terima kasih banyak untuk ilmunya ya, guys.
Akhirnya ada bekal baru sebelum akhirnya kembali ke peradaban dalam waktu dekat.


Finish
Akhir dari Judgement Day bersama Billy, Bangun, Surya, Dewa, Yusa, Dimas, Indra, Oka, Dito, Yoga, Gung Surya, Gilang, Arik, Gus Ary, dan saya. Foto oleh Dedek Buana.

Sampai jumpa di garis finish MBM 2017!

Salam,

Ésha Satrya

No comments:

Post a Comment