Friday 27 January 2017

Elgin Avenue

Ramahlah terhadap semua orang.
Yang murni loh, bukan karena mau panjat sosial — ah, maaf. Terbawa suasana.
"Karena orang asing adalah teman di masa akan datang."
…Teman yang selalu memberi hal-hal positif ke depannya.
Itu kata mbak Sakti Soediro yang kini menjadi ninja di London, UK.

Desember 2015.
Setelah bermain air dengan para BC-kan Setan dan bercengkarama dengan Windu di warungnya, notifikasi dari akun Path muncul.
"Esha is that you?" — tulis Intan pada postingan saya bersama Windu di Mangsi.


The Guest



2012.
Saya baru bertemu Intan hanya sekali saja.
Waktu itu ketika teman-teman berkumpul di Kopi Kultur, Gung WS mengajak Intan untuk bergabung bersama kami.
Pertemuan dengan Intan tidak lama karena Intan harus kembali ke Australia.
Zaman sudah berkembang, komunikasi kami tetap terjaga berkat media sosial.
2012, 2013, 2014, 2015 kami hanya berinteraksi secara maya.
Hingga akhir tahun 2015, Intan bersama Hadi kembali dari rantau setelah lama menetap di seberang sana.
Oh iya, kembali lagi ke lanjutan postingan di atas.
Intan dan Hadi tanpa basa-basi menawarkan projek branding usaha mereka ke saya.

Masih ingat waktu itu saya baru saja mandiri setelah lama menimba ilmu branding bersama Matamera.

Dari Jakarta heterogen, Jogja yang aktif, Bandung yang kreatif, dan Bangkok yang authentic…
…beruntung saya bisa bertemu banyak orang yang perlahan memberi banyak ilmu untuk saya yang tidak banyak paham tentang seni bisnis.

2015, setelah 8 tahun belajar tentang ilmu DKV…

Saya baru sadar kalau ilmu saya tidak ada apanya ketika saya menghadapi projek ini.
Iya, sebuah projek, branding, café.
Belajar apa saya dari Hadi dan Intan? Banyak.


The Coffee


The Guests


The Comfort Food


The Coffee & The Brand


The Branding


Seperti biasa, dengan ilmu saya yang tidak seberapa
Langsung saja saya mewawancarai Hadi dan Intan.
Kami banyak bicara tentang beberapa hal.
Hadi dan Intan menggambarkan bagaimana budaya luar dan pemahaman tentang fungsi café, kuliner, kualitas, dan bisnis.
Saya menggambarkan daya beli dan karakteristik orang Bali pada mereka…
Dan tentunya pemahaman akan filosofi sebuah brand strategy.



The Comfort Food


The Wait

The Development Part
Jadi, apa itu Elgin Avenue?
Elgin Avenue adalah tempat tinggal Hadi dan Intan ketika menetap di Australia.
Sebagai tempat tinggal, tentu banyak kesan yang terekam di sana.
Sebagai seorang Komunikator, ini adalah tanggung jawab saya untuk bisa menggugah klien.
Membuat klien percaya diri adalah sebuah kunci dari kesuksesan sebuah brand.
Caranya? Saya kunci konsep dari brand ini: sebuah rumah.

Setelah mengalami satu kali revisi, akhirnya terpilihlah logo sederhana itu.
Dengan matahari sebagai logogram, yang melambangkan energi dari kehidupan manusia untuk berkisah.
Januari 2016, Elgin Avenue siap menyapa tamu-tamunya di rumah mereka yang nyaman.

The Guests


The Guests


Cuma segitu aja? Tidak.
Branding tidak hanya berhenti ketika logo sudah disetujui…
Rekening terisi payment
…dan logo terpasang di berbagai media. Tidak.
Butuh setahun untuk kami mempelajari sebuah brand
Brand itu bukan hanya sebuah logo yang terlihat sepele…
Brand itu bukan tentang endorsement di Instagram…
Brand itu bukan tentang foto-foto lucu di Instagram…
Brand itu adalah cerminan diri dari sebuah teamwork
Sebuah kerja keras, kualitas diri, tentang percaya diri, pantang menyerah…
dan berbuat baik. 
Tentang menjadi penghuni Elgin Avenue, sebuah rumah yang nyaman untuk semua.

Terima kasih banyak atas kepercayaannya dan ilmunya, Hadi dan Intan!
Happy anniversary, Elgin Avenue!

The Residents
Intan & Hadi, Elgin Avenue's residents.

Kind regards,

Ésha Satrya

No comments:

Post a Comment