Saturday 30 December 2017

Hadi Suwandi

Di tahun ke-lima ini, dengan bangga saya kenalkan sosok Made Hadi Suwandi.
Teman ngobrol, teman workout, mostly salah satu chef favorit saya di Bali.
Dengan latar belakang yang pernah menetap di Elgin Avenue, Australia, mari kita berbicara tentang Bali ke depan di mata seorang Hadi.

Hadi Suwandi

Halo Hadi, silakan perkenalkan diri.
Made Hadi Suwandi, kelahiran '91, Sydney graduated, sekarang Owner dan Executive Chef Elgin Avenue.

Alrite. Hadi, boleh nanya kenapa milih Bali pasca lulus dari Australia?
Pertama: born in Bali. Point of view dari sisi Aussie, peluang kerja sangat sulit untuk international student, dan dari kecil memang ingin buka lapangan pekerjaan.

Ada tambahan lagi?
Hopefully can change what's not good in Bali.

Great! Untuk Bali ke depan, apa ada pandangan tersendiri dari Hadi?
Pengalaman pertama saya pernah (merantau) keluar, banyak hal di Bali yang perlu diganti karena terlalu kaku.
Sebenarnya, orang Bali banyak bisa belajar dari daerah luar, karena banyak hal yang bisa diterapkan/adaptasi di Bali, sehingga Bali tidak menjadi pulau yang kaku.

Nice point of view, Hadi. Nah, kalau dari SDM?
Banyakin keluar (daerah), karena potensi untuk improvement ada.

Nah, kalau dari perspektif Hadi yang berhubungan dengan makanan, apa ada potensi sendiri untuk Bali lebih berkembang dari segi pangan?
Ada. Sebagai contoh ketika suatu desa yang di mana semua relyed pada cengkeh.
Dimana dalam 1 tahun, hanya bekerja dalam beberapa bulan, panen dan sisanya bersantai.
Sampai akhirnya kejadian, di desa itu malah gagal panen. Semua depresi.

(menyimak)
In the future, pertanian di desa itu sebaiknya bukan cuma itu (cengkeh) saja.
Melainkan banyak hal. Contohnya budidaya wild raspberry yang di Bali sudah mulai punah.

(masih menyimak)
Dan ke depannya ingin menginspirasi warga untuk memberi value pada hasil panen.
Misalnya ketika panen Durian, tidak hanya menjual durian seutuhnya, tapi juga mengembangkannya seperti menjadikan olahan makanan atau minuman lainnya.

Nice!
Jadi tidak hanya tanam dan jual, melainkan memberi value lebih.
Semoga nantinya bisa mewujudkan agro-wisata.

Hadi Suwandi

Svaha! Kalau dari segi makanan gimana, Hadi? Ada pandangan lain?
Di Bali, kurang bermain dengan presentasi makanan seperti warna.
Kurang edukatif dari sisi bahan dan pengolahan. Begitu juga dengan sisi higienisnya.
Sisanya? Makanan Bali itu very delicious!

Agreed!
Makanan Bali itu bisa menjadi modern tanpa menyampingkan aspek edukatif ke penikmat.

Contohnya?
Misal, tempat makan yang authentic, keliatan jorok dan cenderung akan hilang taksunya ketika direnovasi atau pindah ke tempat baru. Hal ini bisa dihindari ketika ada acknowledgement.
Aku sendiri bahkan merasa seperti itu dalam melihat fenomena ini.

Haha. Iya, bener!
 Berbeda dengan Thailand dan makanannya. Semua makanan yang dibuat baik dari bahan sampai disajikan, diketahui tujuan dan kebaikan dari makanan tersebut.

Setuju, aku juga pernah baca tentang wawancara tokoh Bali yang jelasin hubungan lawar yang tinggi kolesterol dan spices yang menetralkan kolesterol jahat tersebut.

Baik, kalau dari Hadi sendiri. Ada harapan untuk Bali ke depan?
Sacara personal, jangan ugal-ugalan atau main handphone saat berkendara.
Kamu tidak membahayakan diri sendiri, melainkan mungkin membahayakan orang lain, bahkan mungkin kehilangan orang kesayangan mereka.

Kurangi baca berita hoax, lihat sesuatu dari berbagai perspektif, karena masak telur bukan cuma sekadar direbus.

(applause)
Open your mind, failure is okay. Come! Get up is a must! That's it.

Ada lagi?
Hopefully nggak incharge terus-terusan di Elgin, menjadi mentor yang baik, ekspansi bisnis — of course.
And becoming a greater business(man).



No comments:

Post a Comment